Lakon || Lia Seplia || @bukugpu || 2024 || 280 halaman
Rate : 5/5 ⭐
"Apa kita layak mendapatkan semua ini? Setelah semua yang terjadi?"
"Aku seperti menerima piala di atas peti mati."
Sepenggal percakapan di bagian akhir epilog novel ini sepertinya adalah petunjuk utama dari semua misteri dari novel Lakon karya Lia Seplia ini. Ah spoiler! Tidak. Meskipun kamu membaca epilog di akhir pun, saya jamin novel ini tetap layak dibaca secara utuh. Mengapa? Ada beberapa tentunya. Akan saya paparkan beberapa.
Alur Cerita yang Tak Tertebak
Novel ini tersaji dengan alur cerita yang menurut saya runut tapi unpredictable. Penulis mampu menghadirkan cerita yang intens dengan ketegangan. Pembaca diajak bertanya-tanya dan menebak siapa pembunuh dari aktor pemeran pementasan Romeo & Juliet Departemen Drama di universitas Amazhona.
Kematian Obil Ramund, mahasiswa semester lima dan anggota Zhona Lakon, memecahkan keheningan saat persiapan pementasan Romeo & Juliet. Obil adalah anggota Zhona Lakon yang terpilih sebagai pemeran Romeo. Jasadnya ditemukan secara dramatikal di panggung Hyde & Jeckyl Hall dalam keadaan dimumifikasi. Inka, staf bagian konsumsi yang juga pemeran pengganti Juliet lah yang menemukannya terpatri di sebuah plat layaknya boneka.
Dari sebuah kematian yang kemudian dikaitkan dengan rumor legenda terkait Hyde & Jeckyl Hall yang masih menjadi misteri hingga saat itu. Konon, penunggu HJH akan menyingkirkan pemeran lakon yang tidak sesuai atau tidak pantas memerankan tokohnya. Pada pementasan sebelumnya pun, pemeran utama mengalami kecelakaan. Lantas apakah teror yang dialami aktor pemeran Romeo & Juliet kali ini juga ulah penunggu HJH?
Penulis berhasil menggiring pembaca menebak dari satu tokoh ke tokoh lain sebagai pelaku teror dan pembunuhan. Namun bumbu plot twist membuat kita pembacanya dibuat memiliki berbagai ekspresi saat membaca hingga lembar terakhir novel.
Kaburnya Penokohan Antagonis dan Protagonis
Baru di novel ini, saya merasa tidak bisa sepenuhnya merasa marah kepada tokoh antagonis atau sepenuhnya berpihak pada tokoh protagonis. Tokoh-tokoh di novel ini digambarkan berada di zona abu-abu. Para mahasiswa yang tergabung dalam Zhona Lakon, Wilo, Inka, Obil, Millie, Remi, dan lain lain misalnya, mereka terbelenggu oleh impian dan ambisi sehingga mengaburkan cara mereka meraih tujuannya. Pun pada tokoh-tokoh yang terlibat, Nirah, Sanju, Bu Aria, Anna, Inspektur Herry, semuanya digambarkan memiliki peranan yang tak seutuhnya "bersih".
Pun, saat di akhir cerita terkuak siapa dalang teror dan pembunuhan itu, baik tokoh bahkan pembaca dibuat seperti tak bisa sepenuhnya menyalahkan pelaku. Karena motif yang dihadirkan mengaburkan semuanya. Meskipun tidak menutup fakta bahwa pembunuh tetaplah pembunuh. Namun, ada rasa gamang yang coba dihadirkan penulis.
Seakan kita dihadapkan pada sebuah realita bahwa kegagalan sistemik dalam dunia pendidikan bisa membuat 1-2 orang atau lebih rela melakukan apapun demi mendapatkan peluang yang dapat mengubah hidup mereka jauh lebih baik. Namun, ternyata semua itu salah.
Gaya Bahasa yang Mudah Dipahami
Novel setebal 280 halaman ini cukup mudah diselesaikan dalam sekali duduk. Bahasanya mudah dipahami, disajikan secara detail termasuk saat Wilo pemeran pengganti Romeo yang tengah menyelidiki misteri teror dan pembunuhan itu. Bagaimana ia mempelajari sejarah pementasan di HJH hingga sejarah pendirian HJH termasuk arsitekturnya. Namun, semua detail tersebut disajikan secara mengalir dan menambah suspense cerita lebih menegangkan.
Bahkan, ketika pov penceritaan lompat dari satu tokoh ke tokoh lain, semuanya bisa dibaca dengan mudah. Hanya plot twistnya saja yang tak terbaca hingga pelaku teror terungkap dari serangkaian fragmen cerita yang tersaji.
Secara keseluruhan, novel Lakon ini menarik untuk dibaca. Rasa penasaran pembaca terus dipupuk dari awal hingga klimaks plot twist cerita. Namun, pembaca dibuat "berdamai" dengan ending cerita. Kalau kamu suka cerita-cerita kriminal, misteri, yang penuh ketegangan novel Lakon ini bisa jadi pilihan sih. Novel misteri dan kriminal yang penuh ketegangan namun tetap ringan dibaca.
Selamat membaca
Saranghae, Nunna
0 comments:
Post a Comment