Stasiun Manggarai di jam berangkat kerja atau pulang kerja laksana area peperangan. Lautan manusia di sana seperti bertarung dengan waktu agar bisa dapat tempat dan masuk di gerbong kereta menuju tujuannya. Berlari dulu duluan, saling sikut, teriakan.
Ketika Nay menginjakkan kaki di sana pagi itu, ia sudah siap seperti hari hari sebelumnya. "Another day, another battle life. Mari selesaikan Nay," katanya menyemangati diri sendiri. Sekarang ini, sepertinya target hidup Nay bisa datang lebih pagi sehingga dapat space duduk di KRL. Sehingga ia punya cukup waktu untuk istirahat.
***
"Nay, dokumen yang saya minta kemarin sudah siap kan?" Tanya pak Ben padanya.
"10 menit lagi ya pak, masih saya rapikan," jawabnya
"No, 5 menit. Saya sudah kasih kamu target deadline pagi ini jam 9 ya Nay. Saya ga mau tahu, dokumen harus ada di meja saya 5 menit lagi," pak Ben berkata dengan wajah yang tidak sabar.
***
"Ke Soe yuk, gue traktir. Bonus gue cair yang minggu lalu achieve target. Nay yuk jalan," ajak Meira.
"Duluan aja Mei, gue masih kelarin ini. Gue belom on target ini, nitip aja deh ya," jawabnya.
"Yang biasa kan kopinya? Oke gue tinggal dulu yah Nay," lanjut Meira.
Naya memandang Meira berjalan menjauh dan kemudian melihat layar monitornya. 'Yuk Nay, semangat kelarin semuanya,' ia pun menyemangati dirinya.
***
Naya sudah bersiap tidur ketika ada suara ketukan pintu. Disusul suara ibu minta izin masuk. Naya pun mempersilakan ibu masuk.
"Naya, Sabtu besok ada rencana ga? Mau temani ibu ya Nay?" Ibu memulai percakapan.
"Kemana bu? Naya ga planning sih sementara," jawabnya.
"Ketemuan sama tante Tomo, beliau mau mengenalkan anaknya ke kamu. Mau kan Nay?" Tanya ibu sambil mengelus tangan Naya. Naya menundukkan kepala
"Buu.. kan Ibu tahu Naya ga suka diginiin. Naya, masih mau sendiri dulu bu," jawab Nay lesu.
"Sekali ini saja Nay. Setelah ini kalau kamu masih ga sreg, ibu akan berhenti menjodohkanmu. Meskipun ibu sudah ingin sekali melihat kamu menikah dan ngasuh ibu cucu," jawab Ibu setengah merajuk. Melihat itu Nay menghela nafas panjang.
"Terakhir ya bu, setelah ini Nay minta jangan lagi jodohkan Nay. Izinkan Naya menentukan sendiri, untuk yang satu itu saja. Nay hidup di masa semua hidup Nay ditentukan tenggatnya oleh semua hal di luar Nay. Untuk urusan jodoh saja Nay minta tolong, siapa dan kapannya, biarkan Nay sendiri yang tentukan. Boleh ya bu?" Nay mengeluarkan semua uneg unegnya ke ibu.
Ibu kemudian memeluk Nay dan mengelus kepalanya "Ibu janji ini yang terakhir Nay, maafkan ibu ya. Take your time sayang. Ibu di sini akan selalu mendoakan yang terbaik untuk kamu. Maafkan ibu ya,"
Mendengar kata kata ibu, air mata Naya meleleh dan segera ia seka. "Terima kasih bu,"
***
#RWCODOPDay2
#RWCODOP2024
#OneDayOnePost
#RamadanWritingChallenge2024
0 comments:
Post a Comment