Laut Bercerita || Leila S Chudori || KPG || Baca di @gramediadigital || 379 halaman
Rate : 5/5 ⭐
Mengutip kata kata di lembar-lembar awal bahwa buku ini persembahan
Kepada mereka yang dihilangkan dan tetap hidup selamanya
Betul, novel Laut Bercerita karya Leila S Chudori ini adalah salah satu dari banyak karya sastra Indonesia yang merekam dan mengisahkan peristiwa di seputaran tahun kelam tragedi 1998. Jujur, mengulas novel ini di masa-masa kampanye seperti saat ini agak ngeri ngeri sedap. Karena isu tragedi 1998 lengkap dengan pelanggaran ham di dalamnya menjadi isu yang mudah tergoreng di periode lima tahunan ini. Apalagi kalau bukan karena para keluarga korban yang hilang atau meninggal merasa belum mendapatkan keadilan.
Back to novel yah, novel Laut Bercerita ini berkisah tentang seorang mahasiswa yg juga aktivis di UGM Yogyakarta bernama Biru Laut. Ia bertemu dengan rekan rekannya sesama ak7tivis yang kemudian rumah diskusi di Seyegan. Ada Daniel Tumbuan, Sunu Dyantoro, Alex Perazon, Gala Pranaya yang disebut Sang Penyair, Narendra Jaya, Kasih Kinanti, bahkan ia bertemu dengan kekasihnya Anjani.
Sekelompok aktivis mahasiswa ini rutin melakukan diskusi bahkan aksi nyata melawan tindakan represif aparat dan juga pemerintahan Order Baru. Asli, saat membaca novel ini sejak lembar-lembar awal kita seolah diajak ikut merasakan debaran menjadi aktivis di masa itu.
Saat mereka membangun markas di Seyegan misalnya, penulis menarasikannya dengan sangat detail. Bahkan seakan kita bisa merasakan tekstur dindingnya, aroma kayu lapuknya. Atau saat mereka menyusun rencana aksi menanam jagung di Blangguan. Saat mereka harus merangkak di ladang yang basah karena hujan. Bagaimana Daniel tantrum merasakan belut atau binatang lain merambat di kakinya. Atau badan mereka yang lengket oleh lumpur kering.
Tapi di antara semua itu, penulis, Leila S Chudori, bisa benar-benar membuat hati saya terkoyak-koyak. Bagaimana ia menggambarkan saat para aktivis yang diculik itu termasuk Biru, dipukuli, diinjak, disetrum, disiksa sedemikian rupa untuk membeberkan siapa dalang aksi aksi mereka atau dimana teman teman mereka lainnya bersembunyi.
Kekuatan dalam novel ini menurut saya ada dua hal. Pertama, latar peristiwa sejarah yang diangkat dalam novel ini digambarkan dengan sangat real. Mungkin ada beberapa bumbu fiksi di sana sini, tapi tidak mengurangi imaji pembaca yang akan membandingkannya dengan peristiwa aslinya. Latar peristiwa 1998, masih menjadi misteri dan membawa trauma sendiri bagi para korbannya dan keluarga korban. Sehingga mengangkat peristiwa ini bukan hanya sebagai tempelan tapi sebagai benang merah dan nyawa cerita dalam novel ini adalah kekuatan utama.
Kekuatan kedua novel ini tentu saja adalah kemampuan penulis dalam menarasikan tiap peristiwa. Menggambarkannya secara detail. Ruang dan waktu dipresentasikan secara apik sehingga pembaca bisa ikut terlibat secara emosional di setiap bagian cerita.
Jangan takut ketika mengetahui novel ini mengangkat latar sejarah dan beranggapan bahasanya akan rumit. Gaya penceritaan novel ini sangat mengalir dan mudah diikuti. Saya tersendat-sendat membacanya jujur karena tidak tega saat membaca adegan adegan sadis yang dilakukan kepada para aktivis di novel ini. Karena seolah tergambar jelas.
Jadi baca saja dan silakan membuktikan sendiri senyata apa cerita di novel Laut Bercerita ini.
Selamat membaca
0 comments:
Post a Comment