Sejak dulu saya selalu kagum dengan orang oramh yang bisa hidup dengan passion dan hobinya. Terlebih lagi pada mereka yang bisa bekerja dan mendapat sumber penghidupan dengan menjalankan hobinya. Misal nih, seorang yang cinta banget dengan dunia kuliner dan memasak, bisa memiliki bisnis atau pekerjaan di dunia kuliner juga. Atau paling tidak mereka yang memiliki hobi dan masih bisa menekuninya di antara kesibukannya.
Salah satu sahabat saya sejak kuliah, sebut saja namanya Bagus (hahahaha gak niat banget nyebutin nama sahabat sendiri. Ogah ah ntar dia besar kepala lagi saya jadiin bahan tulisan -.-). Dia ini memiliki hobi mengumpulkan apapun yang terkait action figure. mulai dari boneka, kaos, film, puzzle, apa aja deh. Awalnya saya sih agak geli, bagaimana seseorang yang sudah cukup dewasa masih menyukai hal hal berbau action figure, yang saat itu saya anggap hanya sekedar “mainan anak anak”.
Namun, seiring dengan waktu, Bagus yang berprofesi sebagai akuntan di sebuah perusahaan BUMN ini saya lihat semakin serius dengan hobinya. Beberapa exhibition terkait action figure, manga, toys, dan sejenisnya yang diadakan tidak hanya di Surabaya tapi bahkan sampai ke negara tetangga dia datangi. Saya memerhatikannya dari kejauhan yang semakin mendalami hobinya.
Suatu hari saya sempat bertemu dengannya. Ia bercerita bahwa hobinya dia itu bahkan sekarang bisa menjadi sumber penghasilan. Bagus kerap kali berburu action figure yang limited edition dan kemudian menjualnya kembali, tentu saja setelah sebelumnya membeli untuk dirinya sendiri. Dia bergabung dengan banyak komunitas penghobi yang sama. Dan di sanalah semuanya bermula.
“Aku nggak nyangka Nung, padahal dulu beneran cuma hobi saja. Sekarang ini malah aku berkecimpung di dunia toys action figure ini dan jadi salah satu pemain aktifnya. Duit yang aku dapet dari sini tiap bulannya malah nyaingin gajiku di kantor hahahaha” katanya saat itu dengan renyah.
“Ya udah atuh resign ajah. Kan udah ada pegangan juga” jawabku ngasal.
“Nggaklah neng genduut... Aku pengen nunjukin, hobiku ini bisa jadi kunci suksesku juga di urusan kantor. Biarkan dua hal itu jalan beriringan.” Jawabnya sambil sesekali meminum kopi di hadapannya.
Orang-orang macam Bagus ini yang membuat saya iri. Bagaimana dia bisa men-drive passion dan hobinya sehingga bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat tanpa harus meninggalkan pekerjaan utamanya. Langsung dah saya mikir, hobiku apaan yak. Ahahahah
Pas ketemuan itu saya sempat sharing dengannya tentang salah satu produk yang kebetulan saya dapat infonya belum lama ini.
Pas ketemuan itu saya sempat sharing dengannya tentang salah satu produk yang kebetulan saya dapat infonya belum lama ini.
“Gus pernah dengar soal Marvel ga?” tanyaku sambil tertawa menggoda.
“Hadeeeh... lek aku ga tahu Marvel iso diragukan kredibilitasku neng. Lah salah satu koleksiku aja Iron Man, gimana sih kamu.” jawabannya ini membuatku tertawa ngakak.
Saya buka smartphone saya dan menunjukkan beberapa gambar pulpen Cross Marvel sambil saya cerita kalau merk Cross ini sudah beli lisensi Marvel untuk 3 karakter super heroesnya. Captain America, Iron Man, dan Spiderman. Nah gambar yang saya tunjukkan ke dia itu gambar pulpen Cross tipe Century II dan Tech II yang keduanya dilekatkan icon tiga karakter super heroes itu. Produk ini merupakan salah satu koleksi special edition Cross tahun 2016 ini.
Bener seperti dugaan saya. Begitu saya tunjukkan pulpen itu matanya melotot wkwkwk... Sudah deh entah dia denger apa gak penjelasan saya karena dia sibuk ngubek ngubek webnya Cross di www.cross.com.
“Gila aku mau banget yang Marvel Century II ini, di karakter Iron Man ada lapisan emas 23 karatnya, di Captain America dan Spiderman dilapisi Rhodiumnya. Kereeen. Eh yang Marvel Tech II juga bagus ada emblem yang ditempelkan di setiap pulpennya sesuai super heroesnya. Kamu dapat dari mana info beginian, tumben banget biasanya sukanya Conan ama Kindaichi ahhahaha.”
Hahahah melihat dia kembali seperti anak kecil yang lihat mainan kesukaanya itu hal yang lucu. Iya kali bapak bapak brewokan jadi kaya anak anak gara gara lihat pulpen.
“Neng beli di mana kalo ginian. Kasih info jangan nanggung nanggung lah”
“Sudah ke Jakarta aja kamu sono, di Toko Buku Gramedia Jakarta udah dijual sih katanya. Kalau ga salah harganya Rp. 2,4 Juta untuk yang Century II dan Rp. 700 rb untuk Tech II.”
“Gilaaa... worth it banget ini sih. Eh kalau aku pakai yang Century II yang Iron Man, beeuuh ada emasnya boss... Bisa nambah pride kalau ketemu sama klien atau sesama penghobi lainnya.”
Sejenak saya berpikir, apa iya memakai pulpen mahal dan sesuai hobi gini bisa menambah gengsi. Tapi saya sih yakin, bukan harga yang membuat sebuah pulpen dalam genggaman itu berharga. Tapi apakah pulpen itu bisa membawa si orang yang menggenggamnya menjadi lebih sukses dan percaya diri atau tidak setelahnya. Dan di tangan Bagus, pulpen Cross Marvell itu saya yakin akan membuat dia semakin percaya diri dan flying high to the moon.
Pulang bertemu dengan Bagus, saya jadi terinspirasi, mencari tahu hobi yang bisa saya tekuni dengan serius apa.
betul banget mas
ReplyDeleteitu pulpen kan mbak? muahal banget ya
ReplyDeletehehehe iyah... enak loh dipakenya
Deleteberawal dari hobi jadi bisa kesuksesan, keren..
ReplyDeletedimana hoby itu merupakan sebuah kebiasaaan yang di jalani/sebuah ke isengan untuk mengisi hari luang dan sebagai penghibur.. dan bisa menjadi sebuah keuntungan..
yes...
Deletetrus apa dong mba hobi mba. hehe
ReplyDeletesaya hobinya nulis heheheeh
DeleteBahagia banget kalau hoby bisa jadi profesi atau bisnis ya.
ReplyDeletebagaimana caranya membangun keinginan seperti itu ya?
terima kasih