Blognya mbak Ida Tahmidah, Cerita Ida, ini membuat langsung jatuh
hati sejak pandangan pertama. Bagaimana tidak, template blognya yang cantik dan
sangat ringan dan user friendly membuat
saya betah berlama-lama berselancar di blog ini, membaca satu demi satu
artikelnya. Dan begitu satu persatu saya membaca tulisan mbak Ida, saya
menyadari satu hal bahwa beliau salah satu blogger yang ajeg di jalannya.
Ibu lima orang anak ini pernah bercerita bahwa
sesungguhnya beliau sudah mulai ngeblog sejak jamannya Multiply. Huwaaa… Itu
lama banget. Jadi ingat saat awal-awal ngeblog, blog saya isinya tulisan galau,
puisi, curhat, dan lain-lain. Kemudian vakum lama baru aktif lagi akhir 2015.
Dan membaca blog Cerita Ida membuat saya malu, bukan hanya karena dari sisi
kualitas tulisan mbak Ida yang jauh lebih bagus dari saya, tapi juga malu
karena inkonsistensi saya dalam menulis.
Saya jarang sekali membaca postingan
tulisan yang tersirat curhat dalam blog Cerita
Ida. Saya hanya menemukan tulisan yang isinya berbagi manfaat. Konsistensi
menebar manfaat melalui tulisan ini tersaji dari awal post di blog Cerita Ida
pada bulan Juni 2012 tentang Redenominasi. Dalam tulisan pertama di blog Cerita Ida
ini, mbak Ida Tahmidah menuliskan tentang rencana Pemerintah untuk
melalukan redenominasi yang banyak dicemaskan oleh masyarakat. Ia menjelaskan
dalam tulisannya tentang perbedaan redenominasi dengan senering. Senering atau
pemotongan nilai mata uang seperti yang pernah terjadi di tahun 1950.
Tulisan-tulisan mbak Ida selain senantiasa
berbagi tips dan manfaat kepada banyak orang, blog ini juga berisi syiar
tentang agama. Namun
syiarnya disajikan dalam bentuk tulisan yang “adem”. Tulisan Mbak Ida
memberikan insight tentang urusan agama tanpa berkesan menggurui. Salah satu unggahan tulisan tentang
agama yang menarik saya adalah AmalanPerempuan Haid di 10 Malam Terakhir Ramadhan. Dari tulisan ini, saya sebagai perempuan muslim jadi lebih tahu, bahwa saat
kita sedang haid pun, masih bisa memaksimalkan ibadah di 10 hari terakhir
Ramadhan.
Mbak Ida Tahmidah ini
selain konsisten menulis di blog, beliau ternyata juga produktif juga sebagai
penulis buku. Beberapa buku anak dan antologi bersama komunitas Ibu Ibu Doyan
Nulis pernah ia terbitkan.
Nah apa sih yang bisa
ditiru dari mbak Ida Tahmidah ini? Kalau saya sih merumuskannya ada 4. Antara lain
:
- Semangat untuk terus berbagi hal positif dan baik
- Konsistensi dalam menulis
- Selalu berproses untuk belajar menulis lebih baik
- Aktif di banyak komunitas blogger dan menulis
Yuk ah belajar jadi
blogger yang lebih konsisten dan fokus untuk membagikan hal-hal positif melalui
tulisan. Belajar dari mbak Ida Tahmidah melalui blognya www.idatahmidah.com.
Semoga bermanfaat.
Neng Nunung
Ceritanya inspiratif sekali mbak Nunung. By the way, thank a lot for sharing. Jadi makin semangat nulisnya nih.. Salam kenal aja dari pemula :)
ReplyDeleteTerimakasih Mbak Nunung atas informasi dan inspirasinya.
ReplyDeleteBeberapa manfaat saya dapat dari sini:
1. Semakin paham betul akan arti konsistensi dalam berbagai aspek, tanpa kecuali konsisten ngeblog. Saya belajar menulis di www.iamotivator.com
2. Jadi tau dan mengenal blognya Mbak Ida yang kaya akan manfaat.
3. Saya betah membaca cerita-cerita di blog ini dan di blog milik beliau.
Sekali lagi saya ucapkan terimakasih banyak, salam Blogger.