Papa saya berasal dari pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Merantau ke Jawa sejak sangat muda dan memutuskan untuk menjadi Pelaut masa
itu. Pengalaman beliau merantau, bekerja sebagai ABK (Anak Buah Kapal) ke
berbagai penjuru Nusantara dan beberapa negara di dunia, membuat beliau
terbiasa mengerjakan pekerjaan harian rumah sendiri. Salah satunya memasak.
Keahlian memasak inilah yang dibawa Papa hingga berkeluarga.
Satu hal yang saya kagumi dari orang tua saya adalah beliau berdua menjalankan
kehidupan rumah tangga itu sebagai partner. Mama tidak takut untuk ikut
membetulkan jika ada sudut rumah yang rusak. Dan Papa juga tidak segan untuk
turun ke dapur memasak untuk kami semua.
Salah satu menu yang paling sering Papa masak adalah Plecing
Ayam. Plecing Ayam ini makanan khas dari Lombok kata Papa. Kalau kata saya mah
ayam suwir hehehe… Pertama kali tahu menu ini saya waktu kecil, saya masih SD
mungkin. Saat itu, Papa minta Mama belanja ayam beberapa ekor. Mama dari pagi
sudah siap dengan ayam ayam potong. Pulang sekolah, Mama meminta tolong untuk
membantu nyuwiri ayam.
Saat itu saya sih nurut saja, jadi setelah semua ayam
digoreng Mama kemudian ditaruh di wadah baskom besar. Setelah itu tugas saya
untuk nyuwiri kecil-kecil. Banyaaak banget
ayam yang harus disuwiri, seinget saya waktu itu nyuwiri sampai hampir Maghrib. Hasil ayam suwirnya sampai sebaskom munjung. Saya lantas berpikir waaah ini
pasti ada pesta ini, jarang-jarang Mama masak ayam segitu banyaknya.
Saat Papa pulang dari kerjanya, beliau langsung menuju dapur
dan menyiapkan bumbu-bumbu. Tidak lama suara blender terdengar. Aroma tumisan
bumbu semerbak di seluruh rumah. Aroma cabenya pedas banget nyegrak di hidung. Agak lama, Papa
keluar dari dapur dengan membawa semangkok tanggung ayam yang tadi saya suwir
yang sudah berbumbu.
Saya bingung, kok cuma segitu, kan tadi saya nyuwiri ayam banyak banget. Tidak lama
Mama membawa wadah besar berisi ayam bumbu lainnya yang sudah diwrap
plastik dengan rapi. Ternyata Papa mendapat pesanan lauk ayam dari rekanan
kerjanya. Tidak lama Papa mengajak saya ke daerah yang tidak pernah saya
datangi. Saya membawa wadah itu di belakang sambil dibonceng Papa. Papa
mengajak saya ke daerah yang rumah-rumahnya seperti di dongeng Disney. Rumah
besar berjajar, membuat saya terkagum-kagum. Kami berhenti di salah satu rumah,
Papa memencet bel dan bapak-bapak keluar. Papa menyerahkan wadah yang berisi
penuh dengan ayam.
Saya ingat sekali, saat perjalanan pulang saya ngedumel “Nunung
kan udah capek nyuwiri, masa cuma dapet dikit ayamnya Pa”. Papa menjawab “Sabar,
kan kalau gini kita dapat uang, nanti kita masak ayam yang lebih banyak.”
Sampai rumah, kami bertiga makan ayam masakan Papa dengan
nasi panas. Sejak saat itu, Papa sering meluangkan waktu untuk masak Ayam
Plecing untuk kami. Bahkan sampai sekarang, setelah beliau pulih dari stroke
kadang beliau memasak Ayam Plecing atau kadang dimodifikasi diganti dengan
tempe atau ikan tongkol. Mama sebenarnya juga pernah sih diajari Papa cara memasak
Ayam Plecing, tapi entah mengapa rasanya tidak sesedap saat Papa yang memasak.
Mau tahu resep andalan Papa yang menjadi favorit kami
sekeluarga? Kurang lebih saya tuliskan di bawah ini yah. Nanti kalau pengen
lebih detail saya berikan nomor handphone
Papa saya deh. Hehehe… Oh ya, saya juga kebingungan mencari foto untuk Ayam
Plecing buatan Papa, karena memang jarang saya abadikan. Jadi saya mengambil
gambar ilustrasi untuk tulisan ini dari sini.
Ayam Plecing ala Papa
Bahan
- 1-2 ekor Ayam (sesuai kebutuhan)
- Minyak Goreng secukupnya
- Garam
- 7-8 lembar Daun Jeruk (Dicacah atau blender halus)
- 3-4 buah Jeruk limo, iris jadi dua
- 1 Jari lengkuas, rajang halus
Bumbu Halus :
- 10 buah cabe keriting
- 100 gram cabe kecil
- 20 butir bawang merah
- 10 butir bawang putih
- ½ sendok teh terasi
Cara Membuat :
- Potong-potong ayam sesuai kebutuhan untuk memudahkan suwiran, cuci bersih. Goreng ayam hingga kering.
- Suwir daging ayam kecil kecil, kalau ada tulang muda jangan dibuang, jadikan satu potong kecil.
- Tumis bumbu halus hingga matang dan harum
- Masukkan daun jeruk, garam, dan perasan air jeruk limo sekalian ama buahnya, juga lengkuas.
- Tumis lagi bumbunya sampai tanek.
- Masukkan suwiran daging ayam. Aduk hingga bumbu merata dan matang sempurna.
- Ayam Plecing siap disajikan dan disantap dengan nasi hangat.
ps : Kalau pengen tahu detail beneran deh saya kasih nomor
handphone Papa saya. Jangan lupa kirim ke rumah kalau coba resep ini yah. Selamat
mencoba.
Ayam plecing dimakan dengan nasi anget pasti sedap. Buat bekal piknik asyik nih :)
ReplyDeleteiyah mbak Lianny, ini pas banget untuk "sangu" perjalanan jauh...
Delete