Sudah sejak tahun 2015, bahkan di awal
tahun, nama MEA sudah menggaung. Bahkan sejak setahun sebelumnya, di tempat
saya bekerja dulu (baca: Universitas Airlangga, red), banyak sekali studi dan
seminar yang terkait dengan MEA. Di tahun 2015, saat saya mulai aktif terjun di
dunia UKM dan online shop, si MEA ini
makin genit aja menggoda untuk terus dibahas.
Sudah kenal kan dengan si MEA ini? Yup, MEA
adalah singkatan dari Masyarakat Ekonomi ASEAN. Sesungguhnya apa sih MEA itu?
Dan mengapa seluruh lini masyarakat, tidak hanya yang bergerak di sektor
perdagangan, harus siap menghadapinya?
Sesuai definisi yang ada di Wikipedia (eaaa
balik jaman sekolah) Masyarakat Ekonomi ASEAN atau ASEAN Economic Community
merupakan sebuah integrasi ekonomi ASEAN dalam menghadapi perdagangan bebas
antar negara-negara ASEAN. Kuncinya di perdagangan bebas, tapi ternyata MEA
tidak hanya berimbas pada sektor perdagangan saja, pendidikan, budaya, politik,
sosial, dan lain-lain.
Godaan MEA ini lebih terasa di awal tahun
2016 ini. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya tenaga kerja asing yang masuk ke
Indonesia, banyak produk import yang mudah kita temukan di sekeliling kita, lini
ekspor ke banyak negara dari Indonesia
juga mengalir deras. Pusing ga mikir itu semua?
Awalnya sih saya takut, pusing,
kepikiran. Bagaimana jika lapangan kerja di Indonesia nantinya dikuasai tenaga
kerja asing, bagaimana jika produk saya nantinya kalah dengan produk import,
dan banyak ketakutan lain.
Tapi kemudian lantas saya sadar, ketakutan
hanya akan membuat kita terkungkung dan tidak bergerak maju. Jadi, ada 3 hal yang menurut saya
bisa kita lakukan untuk menghadapi MEA dibandingkan kita hanya memelihara
ketakutan. Simak yuk ulasan berikut.
UPGRADE
DIRI
Dengan
adanya MEA persaingan global pun telah dimulai. Terus apakah kita takut? Kalau saya
sih, ketakutan itu hanya ada pada mereka yang belum siap menerima perubahan
yang terjadi. Nah bagaimana caranya agar kita tidak takut dengan si MEA ini,
salah satunya adalah dengan meningkatkan kapasitas diri alias upgrade diri.
Kenali setiap potensi
diri sendiri, apa yang kurang kita harus bergegas untuk menyusul
ketertinggalan. Misal, selama ini hanya fasih bahasa Indonesia, Jawa, dan
sedikit Inggris. Maka sekarang perdalam kemampuan berbahasa Inggris, kalau saya
usahakan tambah perbendaharaan bahasa yang kita kuasai. Salah satu bahasa yang “wajib”
kita kuasai adala bahasa Cina. Mengingat sekarang ini hubungan bilateral
Indonesia dan Cina semakin erat dengan adanya MEA dan AFTA. Selain bahasa
Inggris dan Cina, kalau memang kita masih mau dan mampu belajar sih, belajar
bahasa yang lain. Tapi kalau saya sih, sementara dua bahasa itu saja sudah
cukup.
Kalau sudah tahu
kekurangan kita, saatnya memaksimalkan kelebihan kita. Kita expert di bidang apa, maka itu yang semakin
diperkuat dan ditonjolkan. Nah, hayuuuk ngaca bareng bareng “Kelebihan aku apa
yah? Aku kece banget pas ngerjain apa yah?”
BANGUN
BANYAK JARINGAN DENGAN BERBAGAI KOMUNITAS
Saat ini bukan zamannya
lagi kompetisi tapi kolaborasi. Karena itu, buka diri, perbanyak jaringan
pertemanan, masuk ke berbagai komunitas yang sesuai dengan minat dan kompetensi
kita. Intinya adalah perpanjang Silahturahim. Dengan siapapun dan dimanapun. Yang
dekat semakin dieratkan. Yang jauh didekati.
Kenapa saya sarankan
untuk menjalin hubungan baik dengan sebanyak mungkin orang. Karena kita tidak
pernah tahu dari arah mana dan dari siapa rezeki kita berasal. Satu hal yang
bisa kita lakukan adalah meninggalkan kesan baik saat kita menjalin hubungan
dengan seseorang. Karena jika mereka sudah “terkesan” dengan kita dan hubungan
juga terjalin dengan baik, maka suatu saat mungkin mereka akan merekomendasikan
nama kita.
Untuk poin ini, saya bisa
kasih contoh pengalaman pribadi (hehehe...) Entah karena begitu tertancapnya
Personal Branding yang saya lakukan di sosial media serta di antara teman-teman
di dunia nyata. Suatu saat ada seseorang datang yang meminta tolong untuk
dijualkan propertynya atas rekomendasi dari salah satu kenalan saya. Terkejut? Pasti.
Karena, saya tidak pernah dengan sengaja “menawarkan diri” saya ke teman-teman,
misalnya dengan cara “Nanti kalau ada yang cari property kasih tahu saya yah”. Semua
berjalan natural saja.
Oh ya, saat saya bilang
bergabunglah dengan banyak komunitas. Jangan hanya gabung dan jadi silent reader yah. Setiap kita gabung di
komunitas tertentu, pastikan bahwa kita bersuara dan stand out. Sehingga member komunitas ngeh dengan keberadaan kita.
MAKSIMALKAN
TEKNOLOGI DAN INTERNET
Ini nih Gongnya. Teknologi
dan internet itu bisa menjadi salah satu alat bagi kita untuk semakin “menjual”
diri dan produk yang kita miliki sehingga dikenal secara global. Di era sekarang,
kalau kita ketinggalan, gagap teknologi, dan buta internet sudah pasti
ketinggalan. Apalagi kalau ditambah tidak mau belajar, sudah deh lewaat. Ada kata
kata anonim yang beredar sekarang ini, jika ingin menguasai dunia, kuasai
internet dan arus informasi di internet.
Saya pribadi jujur masih
sedikit gagap teknologi. Tapi sampai sekarang mah belajar terus. Semakin banyak
dapat ilmu di dunia teknologi dan internet, semakin kita merasa belum bisa
apa-apa.
Sederhananya, pasti semua
orang punya smartphone sekarang ini.
Nah mulai tuh maksimalkan gadget yang
kita miliki. Jangan cuma buat selfie
atau ngalay di dunia maya, berdayakan
gadget yang kita miliki. Misal untuk
memulai usaha, jualan, atau apalah aktifitas yang bermanfaat lainnya.
Bagaimana? Sederhana kan
langkah-langkah yang harus kita lakukan untuk menghadapi si MEA. Hehehe....
Sudah ACTION saja langsung.
Semoga Bermanfaat.
mudah-mudahan saya siap, Mbak :)
ReplyDeleteSemangaaatt
Delete