Waktu ditantang untuk berbagi kenangan masa kecil yang tidak terlupakan, saya langsung inget Papa. Aduuuh jadi mau nangis, sudah stop dulu, mari kita lanjutkan ceritanya.
Dulu, keluarga kami
terhitung cukup sederhana. Kalau bahasa orang tua saya, kami itu kontraktor. Alias,
masih kontrak rumah sana sini. Ada satu waktu, kami tinggal di daerah Kupang
Gunung Barat. Pindah dari gang satu ke gang lainnya. Kurang lebih begitulah
keadaan kami saat itu.
Saat itu, saya masih
dapat keistimewaan anak tunggal, hehehe... Konon dulu cerita Mama Papa, saya
itu sakit sakitan. Hampir tiap bulan orang tua saya selalu membawa ke dokter
anak. Saya juga susah makan saat kecil dulu. Please saat saya bilang ini jangan
bayangkan tubuh saya yang sekarang bagaimana bisa sebesar ini kalau dulunya
susah makan , please jangan hahaha.... Tubuh saya ini akibat Mama selalu ngasih
saya vitamin penambah nafsu makan saat kecil dulu (ngelesss). Eh tapi seriusan,
dulu waktu kecil mah selalu dipaksa buat makan ini itu. Biasanya malah pas
makan sore itu, Papa Mama selalu ajak saya ke Taman Barunawati. Main sambil
pelan-pelan dikasih makan.
Meskipun keadaan keluarga
kami sederhana, tapi Papa Mama selalu berusaha memberikan apa yang terbaik
untuk saya. Karena dulu sakit-sakitan, saya jarang sekali main keluar rumah. Dan,
tebak apa yang mereka lakukan? Mama mengajak teman-teman tetangga saya ke
rumah. Main di rumah. Iya, waktu itu saya punya mainan yang beragam, mulai dari
bongkar pasang (tahu kan ya? Mainan kertas yang pasang-pasangkan baju ke boneka
kertas, ada tempat tidur, dll), boneka, monopoli, lego, dan mainan lainnya.
Tapi, kadang-kadang bosan
juga kan ya, main di rumah terus. Saya kadang curi-curi main di luar rumah. Apesnya,
entah kenapa setiap saya main ke luar rumah, pasti pulangnya itu nangis. Entah diusilin
teman, jatuh, atau apalah. Kalau sudah gitu Mama pasti langsung marah. Tapi marahnya
Mama gak pernah lama, sebentar juga sudah lupa hehehe...
Dan, pahlawan saya semasa
kecil itu Papa.
Baca Cerita tentang Papa
juga di sini
Saya punya Papa yang
terhebat lah pokoknya. Meskipun keadaan kami bukan dari keluarga yang mampu
sekali, Papa selalu tahu yang terbaik untuk saya. Sejak kecil saya kemampuan bahasanya
cukup pesat (sombong dikit yah). Iya iya... kemampuan bahasa saya ini memang
tidak seperti kemampuan motorik saya yang sedikit lemah. Saya suka dongeng dan
membaca. Dan untuk itu Papa juaranya.
Setiap minggu Papa hampir
selalu membawakan saya majalah Bobo sepulang beliau kerja. Kadang kalau Papa
lupa, Papa akan ajak saya pergi mencari majalah Bobo. Dari situlah kesukaan
saya membaca cerita dan menulis pun tumbuh. Dari majalah Bobo, Mentari Putera Harapan, majalah Disney, dll. Papa
tidak pernah absen.
Satu hal yang membuat
daya imajinasi saya agak liar sekarang adalah kebiasaan Papa yang mendongengi
saya dan ngidung tiap saya mau tidur
malam. Cerita yang papa kisahkan tiap malam bukan hanya cerita anak-anak,
kadang-kadang juga cerita lawak Dono Kasino Indro (Papa ngefans banget ama DKI
ini, sampai punya seri kaset rekamannya), kadang juga cerita yang entah dari mana.
Karena pengalaman beliau sebagai pelaut di berbagai negara, Papa juga sering
menyelipkan bahasa bahasa asing yang saat itu belum saya kenal.
Selain mendongeng, Papa
juga sering ngidung untuk saya. Bukan
dengan lagu nina bobo, tapi dengan lagu perjuangan, lagu-lagu jaman Jepang kata
Papa hehehe. Kalau Papa sudah capek, paling apes saya cuma dipasangkan radio
yang memutarkan lagu lagu yang sedang hits saat itu. Dan saya itu tidak pernah
bisa tidur dalam hening saat itu, harus ada kringen
kringen baru bisa tidur.
Aaaahh Papa... Papa
memberikan pondasi yang luar biasa pada kecintaan saya dengan dunia membaca buku
dan menulis saat ini. Saya selalu berpikir, kalau saja saat itu Papa tidak
mengenalkan saya dengan Majalah Bobo, atau dongeng ala ala Papa itu. Mana mungkin
sekarang saya suka menulis atau bahkan blogging.
Neng sayang Papa. Kadang kalau
sekarang udah gede gini suka malu kalau mau peluk Papa atau cium Papa dan
bilang sayang. Tapi, ya... Papa laki-laki terhebat yang Nunung punya. Neng
janji, besok kalau neng punya anak, neng akan nerusin apa yang Papa kasih ke
neng waktu kecil. Love you Papa. Sehat-sehat ya Pa.
Semoga bermanfaat.
Papanya asyik ya mba. Moga sehat terus ya.
ReplyDeleteAaamiiin... Papa sedang pemulihan dari stroke :)
Delete