Pernah mengalami kondisi tubuh ala roller coaster? Saya pernah. Kemarin itu kondisi tubuh up and down. Dari pagi memang sudah
sibuk di rumah mertua karena ada tasyakuran. Sebenarnya sejak beberapa hari
terakhir memang merasakan tubuh tidak sesehat biasanya. Tapi, ya… begitulah
ketika kita bisa memanipulasi pikiran dan sugesti, berasanya sehat terus. Jadi beraktifitas
seperti biasa. Dan kemarin, dari pagi pun saya sudah mensugesti diri kalau saya
sehat, jadi saat mulai rewang pun
saya tak merasakan apa-apa. Bantu-bantu ini itu pun gak merasakan sakit atau
apa.
Saat pekerjaan semua sudah mulai rampung. Saya sudah duduk
cantik sambil tunggu pengajian dimulai. Mulai deh tuh dada ini rasanya ditekan
dan sesak sekali untuk bernafas. Tapi, saya masih bisa mensugesti diri kalau
saya baik-baik saja. Hingga acara selesai, sepertinya sugesti saya sudah gagal.
Parade batuk pun dimulai, disusul dengan tarikan nafas yang masih berat, dan
akhirnya muntah-muntah dan pusing, yang selalu saya artikan (entah benar atau
salah) karena pasokan oksigen ke otak mulai berkurang.
Akhirnya, suami pun membawa saya segera pulang karena kami
memang tidak siap dengan obat-obatan saya. Di tengah perjalanan, saya memegang
erat tubuh suami dan ia fokus melajukan motor dengan kecepatan yang lumayan
cepat. Kami tiba di rumah dan saya langsung menghambur ke kamar tidur. Mencari obat,
vaporub, minyak angin, dan memastikan tubuh relax di tempat tidur. 1-2 jam
kondisi tidak berubah malah makin parah. Saya semakin emosi karena gagal
mengelola sugesti diri. Juga karena saya merasa salah mengelola tubuh saya
sehingga mendapat berbagai penyakit yang harusnya bisa saya hindari. Suami sudah
berusaha untuk menenangkan saya yang makin emosional. Ia berharap saya lebih
tenang, karena semakin saya emosional semakin sulit bernafas.
Saya semakin panik saat saya sudah mulai tidak bisa bernafas
dari hidung. Dan akhirnya, saya ada di titik menyerah. Suami membawa saya ke
klinik pratama berbekal kartu BPJS. Kami sudah menyiapkan kemungkinan terburuk
kalau saya nantinya harus dirujuk untuk opname di rumah sakit. Sesampai di
klinik saya harus menunggu sebentar untuk proses administrasi dan langsung
masuk ke ruang periksa dokter yang saat itu memang sedang tidak ada antrian. Dokter
menanyakan beberapa hal ke suami dan saya sudah hampir hilang dan tidak fokus
pada mereka berdua.
Gambar diambil dari sini |
Dokter mulai memasang masker nebulizer pada saya yang saat
itu terduduk di samping kasur. Saya tidak bisa tidur di kasur, karena dada saya
semakin sulit untuk bernafas saat posisi tidur. Akhirnya suami membantu saya
menyamankan diri. Alat nebul sudah nangkring menutupi hidung dan mulut. Dan seperti
biasa, setelah alat nebul dipasang saya mulai sedikit tenang, nafas sudah mulai
ringan, dan mengantuk. Dokter juga memasang selang oksigen untuk melancarkan
nafas saya, karena saya masih belum bisa bernafas melalui hidung.
Sesaat setelah selang oksigen nangkring di hidung, saya
mulai bersin-bersin. Cairan lendir pun keluar dari hidung. Dan saya mulai
tenang dan benar-benar mengantuk. Saat dokter menanyakan bagaimana kondisiku,
saya hanya mampu memberikan tanda ke suami. Dan Ia yang menyampaikan ke dokter.
Saat saya benar-benar stabil, suami membawa saya pulang. Sayapun langsung lelap
tertidur.
Dan pagi tadi, saya terbangun dengan penuh syukur. Bersyukur
karena keleluasaan nafas yang bisa saya hirup pagi ini. Bersyukur karena
memiliki suami yang bisa tetap tenang saat saya panik. Bersyukur karena saya
masih bisa hidup hari ini dan bisa bernafas tanpa bantuan alat. Dan saya juga
bersyukur, masih diingatkan oleh Sang Maha Pemberi Hidup untuk memperbaiki cara
saya menggunakan tubuh saya.
Jadi, mari kita kembali merawat tubuh pemberian Sang Maha
Pemberi Hidup. Tetap sehat sehingga bisa terus berkarya. Ada janji yang saya
bisikkan saat semalam saya meregang nafas dan menggantungkannya pada alat alat
tabung oksigen dan nebulizer. Dan janji itu pasti akan saya penuhi.
Semoga bermanfaat.
Neng Nunung
Bacanya ikutan khawatir Mbak. Semoga setelah ini sehat selalu ya. Makasih sudah diingetin...
ReplyDeleteJaga kesehatan terus Kang Dani :)
DeleteSemoga tetep sehat, Mbak. :) Kebayang banget sat gak bisa napas gitu
ReplyDeletembak juga sehat sehat ya...
DeleteYang tahu kondisi tubuh kita adalah kita sendiri, maka menjaga, merawat dan menghargai diri sendiri sangatlah penting. Tetap sehat tetap semangat ya mbak
ReplyDeletebaru denger kata nebulizer :O
ReplyDelete