Saat ini tinggal di kota besar harus cermat dalam memilih
hunian. Di Surabaya misalnya, minimnya lahan yang diperuntukkan sebagai
perumahan akhirnya memaksa para pengembang untuk mulai bangunan hunian vertikal.
Beberapa tahun terakhir, kita yang tinggal di Kota Surabaya akan dengan mudah
menunjuk letak bangunan hunian vertikal. Mulai dari rumah susun hingga
apartemen, mulai dari segmen menengah ke bawah hingga hunian yang diperuntukkan
bagi kaum jet set.
Kalaupun ada satu dua perumahan primary di kota Surabaya,
harga rumahnya sudah melangit. Jika kita ingin membeli rumah second pun harus
siap dengan harga yang tidak murah. Terlebih lagi jika rumahnya berada di
kawasan strategis. Untuk rumah tapak yang berbandrol murah dan rumah baru kebanyakan
berada di pinggiran kota bahkan ada di kota-kota penyangga Surabaya, misal
Gresik, Sidoarjo, dan Mojokerto. Selain itu, tren penjualan rumah tapak juga
mengarah ke kavling siap bangun. Pengembang menyiapkan lahan, kalau ada pembeli
baru dibangun rumahnya. Mungkin ini mengantisipasi rumah ready stock yang tidak
laku terjual atau terjual dalam kurun waktu lama.
Bagaimana dengan apartemen atau rumah susun?
Pemerintah Kota Surabaya telah membangun beberapa rumah
susun di Surabaya yang diperuntukkan bagi keluarga kelas menengah dan menengah
bawah. Harga sewanya pun terhitung cukup terjangkau. Sedangkan untuk apartemen,
di Surabaya sudah layaknya cendawan di musim hujan. Hampir di setiap sudut kota
kita dapat dengan mudahnya menemukan bangunan apartemen. Mulai yang harga 200
jutaan hingga yang berharga belasan milyar. Tergantung kita punya uang berapa
dan mau fasilitas apartemen yang seperti apa.
Terus, katakanlah kita memiliki sejumlah uang 500 jutaan
untuk membeli hunian. Enaknya pilih apartemen atau rumah tapak ya? Coba intip
infografis berikut ya…
Infografis |
Semoga Bermanfaat
Neng Nunung
saya lebih pilih rumah. Karena punya tanah :)
ReplyDeletewaah kalau punya tanah mah enak... bisa bangun sesuai keinginan kita hehehe
DeleteAku pilih rumah karena takut ketinggian. :3
ReplyDelete(komen macam apa ini?)
Teteeeh... Amiin semoga rumahnya juga tingkatnya minim 2 lah, biar terbiasa ama ketinggian :P
DeleteLagi coba apartemen nih. Tapi baru jadi tahun depan. Begitu jadi langsung disewain aja keknya. Ngeri mbayangin di ketinggian. Huehehehe.
ReplyDeletewaaahh saya juga pengen kaya gitu, disewain aja heheheh
Deletepngin nyobain tinggal di apartemen jadi kay adi hotel gitu ya :) Salam kenal mba. mkasih ya udah mampir
ReplyDeleteEnaknya kalo tinggal di apartemen mah bebas banjir ya mbak... tapi gak tahu lagi akses menuju ke sananya..
DeleteSalam kenal juga :)
Kalau saya lebih memilih rumah, soalnya ada halaman buat berkebun :)
ReplyDeleteaaahh saya juga lebih milih rumah sebenernya... bisa buat main anak anak nantinya hehehe
DeleteNunggu duit dulu, baru kepikiran buat beli rumah atau apartemen. ;D
ReplyDeletehehehehe :)
DeleteBeneeerrr itu mbak...
saya lebih memilih rumah tapak, karena selama dari merasakan tinggal di rumah tapak bersama ortu rasanya nyaman , ada halaman bermain, ada sepetak tanah di belakang rumah bisa buat nanam bermacam tanaman pokoknya lebih asyik aja.
ReplyDeletelebih homie ya mbak :)
DeleteKalau bunda disuruh milih, ya jelaslah pilih rumah. Kenapa? Karena kalo rumah, walaupun kecil, pasti ada halamannya, walau pun sedikit untuk menanam bunga agar rumah menjadi berwarna, hehe.. Apalagi kalau kita sudah punya anak yang memerlukan keleluasaan bergerak, rumah adalah pilihan yang tepat. (bagi bunda lho!)
ReplyDeleteBener banget ya bund... bisa lihat anak anak bermain di taman rumah :)
DeleteTerima kasih sudah mampir ya bund :)
Kayaknya saya cocok tinggal di Apartemen deh..bukan perumahan. LOL.
ReplyDelete