Pada
sebuah workshop, seorang motivator telah menyiapkan kartu kartu bertuliskan
nama semua peserta workshop. Lantas ia meminta semua peserta workshop mencari
kartu yang bertuliskan nama mereka masing-masing. Apa yang terjadi? 5 menit
berlalu tak satupun yang mendapatkan kartu bernama mereka, yang ada suasana
ricuh. Sang motivator pun menghentikan menyuruh mereka berhenti. Ia kemudian
mengubah instruksi, "Silahkan mengambil kartu manapun yang pertama kali
Anda temukan, dan berikan kepada orang yang namanya tertera di kartu".
Lantas tebak apa yang terjadi? Tidak sampai 5 menit semua peserta workshop
mendapatkan kartu sesuai dengan nama masing masing.
Gambar diambil dari sini |
Ilustrasi
di atas ingin menyampaikan pesan apa sih ke kita?
Pernah
kan kita mendengar istilah take
and give. Keadaan saat kita
mengambil atau memberikan sesuatu dengan mengharapkan sebaliknya. Namun,
prakteknya banyak dari kita yang hanya terfokus mengambil hak kita tanpa ingat
untuk memberi. Tekanan kerja atau kerasnya lingkungan kadang membentuk kita
menjadi sosok yang individualis, hanya terfokus pada kepentingannya sendiri.
Hal ini bisa tergambar dari ilustrasi di atas. Ketika kita terfokus dengan
kepentingan kita sendiri tanpa peduli pada orang lain, yang terjadi adalah chaos
atau disharmoni.
Lantas mungkin sedikit dari
kita akan berkata, “Ah... Apa untungnya saya repot urus kepentingan orang lain?
Belum tentu ada orang lain yang berpikiran sama dengan kita.”
Saya hanya ingin mengajak kita
semua berpikir dengan analogi sederhana seperti ilustrasi di atas. Fokus saja
untuk memberikan yang terbaik dari diri kita bagi orang lain. Bayangkan… Jika kita semua
terfokus hanya untuk memberi yang terbaik dari diri kita untuk orang lain. Tak
sekadar materi, bisa apapun yang kita miliki. Bahkan senyuman sekalipun. Tak
juga harus menjadi orang kaya atau mampu dulu untuk bisa memberi. Bayangkan
saja dulu semua itu…
Kita tak lagi sibuk mengeluh dan meminta atau
menuntut apa yang tidak kita miliki. Tapi kita sibuk memberikan apa yang kita
miliki dan dibutuhkan orang lain. Sudah lakukan saja, tidak usah berharap orang
lain akan berlaku sama pada kita. Fokus pada memberi dan memberi.
Prinsip Give and Give ini memungkinkan
terjadinya harmoni dalam hubungan interpersonal. Ketika prinsip Give and
Give ini diterapkan bukan berarti kita tidak berhak menerima pemberian
orang lain. We just receive it, not take from the others. Merendahkan
hati dan melepaskan keterikatan atas apapun yang kita berikan pada orang lain.
Lakukan saja. Yakin Saja.
Keselarasan hidup akan terjalin perlahan. Jika
selama ini kita memelihara ego dan keterikatan terhadap apapun milik kita, maka
dengan membiasakan diri untuk terus memberi hidup menjadi lebih ringan untuk
dijalani. Untuk awalnya, jujur bagi saya untuk membiasakan diri untuk terus give
and give harus setengah dipaksa. Karena saya pribadi awalnya masih sering
berpikir, apa untungnya bagi saya? Bagaimana jika tidak ada yang berbuat sama
seperti saya? Tapi proses memang harus dijalani. Awalnya terpaksa kemudian
menjadi terbiasa.
Tidak perlu menunggu dari orang lain untuk memulai
hal yang baik bukan? Just Give and Give.
0 comments:
Post a Comment