Y : Aku mah gak neko neko yang penting baik, setia, taat beribadah, sayang ama keluargaku, pekerja keras, mapan, gak ngerokok, gitu aja lah... simple
X : Gitu itu gak neko neko?? hehehehe
Eh btw... Kamu sudah nyiapin umpan belum?
Y : Umpan apa maksudnya?
X : Loh istilahnya kan kalau mancing ikan besar, umpannya juga kudu besar toh...
Y : ????
Kalau mancing Ikan Besar, Umpannya juga Kudu BesarKurang lebih itu adalah poin yang ingin saya sampaikan. Berawal dari curhatan seorang sahabat yang mengeluhkan belum ada laki laki yang berani melamarnya. Yang kemudian berujung pada pertanyaan yang saya ajukan tentang kriteri calon suami idamannya. Ilustrasi percakapan di atas kurang lebih menggambarkan percakapan kami.
Wajar seorang wanita dewasa, mengharapkan laki laki yang sempurna untuk meminangnya. Kriteria yang panjang disiapkan, apalagi bagi mereka yang sudah pernah memiliki riwayat kegagalan dengan pasangan sebelumnya. Biasanya yang demikian, mereka akan lebih selektif lagi dalam memilih pasangan hidup. Secara umum, wanita memang cenderung mencari seseorang yang membuatnya merasa nyaman dan aman.
Namun...
Pernakah kita berpikir ketika kita memasang target atau standar tinggi untuk pasangan hidup kita. Apakah kita sudah memantaskan diri untuk mendapatkan jodoh yang sesuai kriteria kita itu. Karena yang saya percaya, setiap kita itu berpasang pasangan. Sehingga logikanya sih, kalau kita mau mendapatkan jodoh A+ maka kita juga harus memantaskan diri A+.
Ketika kita sudah mulai menyerah, mengapa kriteria jodoh yang kita inginkan tidak juga datang. Mungkin kita perlu instropeksi diri, bercermin. Apakah saya sudah pantas mendapatkan calon suami seperti yang kita inginkan? Jika masih ragu akan jawaban dari pertanyaan itu, maka berhenti mencari dan menunggu atau berharap jodoh yang sesuai dengan kriteria terbaik dalam bayangan kita.
Kok malah disuruh berhenti menunggu dan berharap????
Karena sesungguhnya di titik kita mulai ragu apakah kita telah pantas mendapatkan calon suami yang sesuai dengan kriteria kita, di titik itulah kita harus merubah haluan. Bukan berharap, menunggu, dan meratapi keadaan tapi bagaimana kita menjadikan diri kita menjadi layak bersanding dengan laki laki terbaik manapun yang disiapkan Allah SWT untuk kita.
Mengubah diri menjadi sosok terbaik, perempuan yang layak menjadi pilihan. Bukan hanya secara fisik indah, tetapi yang lebih penting cantik hati, cerdas, dan menjadikan dirinya sebagai perempuan atau makhluk yang dicintai oleh Allah SWT.
Kesampingkan dulu kriteria kriteria bagi calon suami idaman kita. Balik posisinya, bagaimana kalau di luar sana ada laki laki yang sedang mencari perempuan idamannya untuk dipinang. Apakah itu kita yang sesuai dengan kriterianya?
So Love Your Allah SWT first, then Love Your Self... Dan pantaskan diri untuk menjemput jodoh terbaik yang disiapkan Allah SWT.
Salam,
Neng Nunung
===
#30DWC #Day13
Semoga diberikan jodoh yang terbaik ya ^^
ReplyDeleteAmiinn Alhamdulillah sudah dipertemukan dengan yang terbaik...
Delete@nengnunung......sip , setuju banget.....lebih baik kita memantaskan diri sendiri terlebih dulu........nanti juga jodoh akan datang.......yg penting tetap usaha ya.......hehehee :-)
ReplyDeletesiapp....
Delete