Monday, September 1, 2025

Harga dari Nirempati & Kesombongan


Harga dari Nirempati & Kesombongan

Mereka yang tumbuh dan menua dengan trauma peristiwa 1965 atau 1998 yang kebetulan masih hidup di masa ini pasti tidak akan menyangka akan menjadi saksi atas peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia. Gelombang demonstrasi, protes dari semua elemen rakyat, mahasiswa, buruh, driver ojok, pelajar, ibu ibu. Hampir semua turun ke jalan. 

Demonstrasi yang kemudian melebar menjadi aksi perusakan fasilitas umum dan penjarahan rumah pejabat yang menurut saya sudah bukan lagi dilakukan oleh para demonstran yang mengawali gerakan ini sebelumnya. Penyusup dan provokator mengambil kesempatan untuk membuat situasi makin liar dan tidak terkendali. 

Korban berjatuhan. Hilang nyawa. Amarah makin berkobar. 

Coba kita runut sebentar ke belakang. Api ini membesar dari mana sih bermula? Tidak mungkin tentunya jika tidak ada penyulutnya. Karena siapa sih yang mau demonstrasi saat negara dan kehidupan dalam keadaan baik-baik saja? Coba dipikirkan. Iya, hanya ada 2 hal yang mendasarinya menurut saya. Pejabat dan pemerintah yang Nirempati dan sombong. 

Di tengah situasi ekonomi yang tidak baik, pekerjaan susah didapat, penjualan berkurang, banyak pengangguran dan PHK, efisiensi di banyak program pemerintah. Muncul narasi tambahan tunjangan ini itu oleh anggota DPR. Ditambah dengan tingkah arogan oleh oknum anggota DPR, tak perlu saya sebut nama lah. Munculnya video joget joget sementara banyak rakyat menderita pun menyulut kemarahan makin menyala. Hal ini menyulut kemarahan publik di tengah kinerja pemerintahan yang masih dinilai belum maksimal. 

Tapi tahu apa hal baik dari yang terjadi saat ini? Kalau selama ini yang kita tahu rakyat takut pada pemerintah. Saat ini kita bisa lihat merekalah yang takut pada kita. Karena seharusnya memang demikian bukan? Mereka wakil rakyat, pelayan rakyat, dan bawahan rakyat. Kita lah yang memiliki daulat untuk menentukan arah bangsa ini akan ke mana. Karena itu, kita harus jadi rakyat yang cerdas dan punya hati nurani serta kepekaan. Setelah ini, jangan lengah lagi, jangan mau diiming imingi seliter beras dan 50 ribu jika memilih bawahan rakyat. Sepakat? 


Tuesday, August 26, 2025

Kembali Berproses; Tentang Menurunkan Ego & Belajar Berproses


Hai Teman Nunna... 

Belakangan saya kesulitan membangun persona atas diri saya. Saya tuh dikenal orang lain sebagai apa dan siapa sih? Karena sejak aktif di akun ini dan hijrah ke Jakarta, saya jarang sekali menggunakan nama asli. Bahkan untuk urusan bisnis dan interaksi dengan orang lain saya menggunakan nick name yang selalu saya pakai saat ini. Kecuali memang jika terkait urusan perbankan atau mengurus dokumen legal. Tapi itupun jarang terjadi sehari-hari. Jadi, perkara persona ini masih membingungkan bagi saya. 

Sesederhana penggunaan aku, saya, gue, ay yang selalu saya gunakan setiap hari secara random. Pernah satu kali bercakap dengan orang yang sama saya bisa menggunakan semua penyebutan itu bergantian. Pun, dengan logat dan gaya bertutur saya yang unpredictable. Suatu waktu di kawasan Blok M @prithakhalida sahabat saya pernah bilang begini "Kamu tuh bisa gitu ya beda pas ngomong sama gue cara ngomongnya jakarta banget, pas telponan sama mama bisa medok banget." Dan saat dipikir, iya juga yah... Apa saya terlalu adaptable sehingga bisa punya topeng, layer, atau skin yang bisa ditampilkan saat berkomunikasi dengan orang lain? 

Anyway... Per Agustus ini saya coba mengaktivasi skin saya sebagai penulis amatir. Kembali ke proses kreatif sehari-hari, memperbanyak membaca dan menuliskan apapun, termasuk jurnaling beberapa hari terakhir. Dan dalam proses pengaktivasian mode penulis ini ada bagian yang agak "menyebalkan" tapi harus dilalui bagi saya. Belajar lagi tentang teknik menulis. 

Iya... Cukup "menyebalkan" karena dengan background pendidikan sastra Indonesia saya harus kembali mengingatkan sel sel memori saya tentang penulisan. Bagaimana membangun struktur cerita, teknik penulisan, membangun karakter dll. Dan semua itu saya belajar lagi dari 0 dari orang yang memang saat ini sudah menjadi penulis. Yang bukan dari latar pendidikan yang sama dengan saya. 

Jujur, di awal ego saya sedikit terlukai. Tapi di situlah saya belajar bahwa akan selalu ada masa kita harus belajar kembali dan menyesuaikan diri dengan kondisi saat itu. Beradaptasi kembali dengan kultur yang telah terbentuk di ruang kreatif saat ini. 

Toh memang sudah lama saya tidak mengaktifkan sel sel memori menulis kreatif. Jadi, yah saya menurunkan ego saya, kembali mundur untuk belajar semuanya dari awal. Mengumpulkan yang terserak di otak dan kembali menyusunnya dengan rapi. 

Dan semua itu tidak mudah, terlebih di bagian menurunkan ego. Terkadang di saat proses belajar itu sempat terlintas "Ini gue tahu nih tapi perasaan gak begini deh", namun saya secara sadar mengunci rapat bibir dan jari saya untuk tidak berkomentar lain. Diam, menyimak, mencatat, merekamnya dalam otak, hanya itu yang saya lakukan selama proses belajar. Dan itu proses yang setelah dijalani ternyata cukup menyenangkan. 

Ternyata tidak masalah dianggap bukan siapa siapa dan tidak tahu apa apa. Ternyata rasa yang demikian itu sangat meringankan langkah. Karena saya kemudian berjalan tanpa ekspektasi berlebih orang lain. 

Jadi... Teman Nunna sudah siap menemani proses belajar dan mengaktifkan skin penulis saya kah? 

Saranghae, Nunna

Saturday, August 23, 2025

Sena, Remaja yang Menemukan Bahagia dari Dua Papa


Sena & Para Papa || Lovaerina || @bukugpu ||  Cetakan Pertama Agustus, 2025 || 272 halaman 

Rate : 5/5 ⭐


"... Kalau aku pergi lebih dulu, tolong jaga bayiku. Aku nggak mau dia bernasib sepertiku. Cuma kalian berdua yang bisa kupercaya." - Gita Pertiwi, mama Senandung Allegra. 

Novel Sena & Para Papa ini dikirimkan oleh @fiksigpu di saat yang tepat. Di tengah masa-masa reading slump saya, membaca Sena & Para Papa seperti menyegarkan dan memantik habit membaca kembali. Kok bisa? 

Saat membaca judulnya dan belum membaca blurb atau ulasan lain, saya sudah berpikir negatif. Apakah ini kisah penyimpangan seksual? Dan keraguan itu terjawab di blurb. Begitu membaca blurb di belakang buku, makin penasaran lah saya kok kelihatannya menarik. 

Novel ini berkisah tentang Sena, Senandung Allegra, seorang remaja yang memiliki dua Papa. Papa Dut dan Papa Rock panggilan Sena untuk para papanya. Sena ditinggal mamanya meninggal sejak bayi dan hidup bersama para papanya yang adalah sahabat mamanya. 

Tumbuh sebagai anak remaja yang diasuh oleh dua laki laki, membuat Sena mengalami perundungan di sekolah. Selama di SMP dan hingga ia masuk SMA. Sena ingin memutus rantai perundungan itu dan menganggap solusinya adalah mencari papa kandungnya serta mencarikan jodoh bagi para papanya. 

Novel ini menjadi menarik ketika Sena dibantu sahabatnya Raga mencarikan jodoh untuk para papanya. Sementara itu, Ia bersama sahabatnya yang lain, Mony, berniat ikut audisi Rising Idol. Tujuannya agar ia lebih mudah mencari Papa kandungnya jika nanti ia lolos audisi. 

Konflik dimulai ketika, para papa tidak mengizinkan Sena untuk ikut audisi. Cadas dan Libra, panggilan para papa, juga shock ketika tahu Sena bertekad mencari Papa kandungnya. Apakah Sena berhasil ikut audisi? Apakah Sen berhasil menemukan papa kandungnya? Kalian harus baca novel seru ini. 

Salah satu kutipan yang menarik bagi saya adalah... 

"...Terkadang, ada hal-hal yang lebih baik ditinggalin di masa lalu." - Papa Dut. 

Mengapa menarik? Karena bagi saya mungkin sependapat oleh Libra alias Papa Dut, salah satu cara melanjutkan hidup dengan tenang adalah tetap meninggalkan hal-hal yang mungkin lebih baik tetap ada di masa lalu. Tidak perlu diromantisasi atau bahkan menariknya ke masa sekarang. 

Penulis novel ini, Lovaerina, berhasil mengemas premis cerita yang unik dengan bahasa yang ringan, mudah dipahami,dan alur cerita yang menarik. Semua itu, membuat novel ini ringan dibaca kapan saja dan di mana saja. Bahkan bisa dibaca dalam sekali duduk. 

Begitu selesai membaca novel ini dengan tuntas, tau gak saya merasa apa? Novel ini kalo dijadiin film menarik banget. Di imaji saya sudah terbayang bahkan siap aktor yang cocok memerankan Papa Dut dan Papa Rock. 

Kalian yang suka cerita teenlit yang seru dan beda. Coba baca Sena & Para Papa deh. Selamat membaca yah semua. 

Saranghae, Nunna. 

Tuesday, August 19, 2025

Bertemu Orang Terkasih di Halte Alam Baka untuk Berdamai dalam Kehilangan

 


Halte Alam Baka || Kai Elian || @bukugpu ||  Cetakan Pertama, 2025 || 280 halaman 

Rate : 5/5 ⭐

Orang-orang yang mencintaimu dengan sepenuh hati tak pernah benar-benar pergi. Selama kamu setia mengenang mereka, mereka akan selalu ada di hatimu, di sini. Dan ketika tiba waktunya pulang, kita pasti akan bertemu lagi. Di rumah.

Membicarakan kehilangan orang terkasih itu seperti membuka lagi luka-luka dan tangis yang hadir setelah kehilangan. Seringkali karena terlalu melekat dan sayang dengan orang-orang terkasih, di kala mereka meninggal dunia atau berpulang rasa kehilangan itu sulit hilang. Bahkan saya sendiri, pedihnya kehilangan Papa masih terasa bahkan setelah 7 tahun. Dan novel Halte Alam Baka ini menangkap premis tentang kehilangan orang terkasih sebagai premis cerita.

Membaca Halte Alam Baka karya Kai Elian ini seperti diajak bermain puzzle. Fragmen demi fragmen cerita berlompatan antara scene 199X dan 202X. Juga antara fragmen cerita dalam surat kiriman pembaca dan juga cerita para tokoh utamanya. Membuat saya "terikat" untuk terus mencari tahu dan membaca sampai akhir halaman. 


Novel Halte Alam Baka ini berkisah tentang munculnya surat pembaca di sebuah media yang berisi tentang seorang nenek di halte berwarna merah. Konon dari surat surat itu, sang nenek akan mempertemukanmu dengan orang terkasih yang sudah tiada. Surat-surat itu sampai pada Julian, yang kemudian membuat liputan khusus yang ia beri tajuk Halte Alam Baka. 


Sampai di sini, premis ceritanya sangat kuat. Kai Elian berhasil membangun premis tersebut menjadi sebuah cerita yang kompleks. Hangatnya cerita bisa didapat dari kisah para pembaca yang bertemu orang terkasihnya di halte merah. Ketegangan juga muncul di fragmen fragmen cerita di bagian 199X. Tentang Contessa yang merebut Kasih, cucunya dari Reno dan Puji. Tentang Gama yang berjanji pada Puji untuk menjaga Kasih. Tentang Dira dan Inke yang begitu menjaga anaknya Ava. Tentang Sandra, Julian, dan Darryl yang kemudian tertaut takdir dengan "rumah aman no 10".


Secara alur penceritaan, di awal saya agak kewalahan membaca gambaran cerita secara besar. Kebingungan mengapa tokoh ini mendapat porsi cerita yang cukup banyak. Atau bagaimana mereka saling terhubung. Tapi ketika sampai di tengah-tengah, sudah mulai terbaca sedikit gambarannya. Cerita juga mulai menegangkan. Ada beberapa scene cerita dalam novel ini yang membuat saya bisa menerka perkiraan tahun latar cerita yang disamarkan menjadi 199X dan 202X.


Semua bermula dari nenek dan halte merahnya dan diakhiri pun di halte merah. Ada kejutan bagi saya saat mulai tahu kaitan dari masing-masing tokoh. Kai Elian berhasil membangun sebuah cerita yang endingnya menjawab semua pertanyaan yang terkumpul sejak halaman pertama. Setiap tokohnya mendapatkan jawaban dan kedamaian untuk proses kehilangannya. Menemuan penyembuhan dan kekuatan untuk melepaskan rasa kehilangan itu. Dan semua itu, karena mereka dipertemukan dengan orang-orang terkasihnya dalam keadaan terbaik mereka. Hal ini menunjukkan bahwa hidup mereka yang ditinggalkan di dunia harus tetap terus berjalan. Karena mereka yang telah berpulang pun telah menemukan kedamaian, maka yang ditinggalkan di dunia ini juga harus menemukan kedamaian.


Novel ini cocok dibaca bagi kalian yang suka dengan genre fantasi meskipun tidak full fantasi yah. Ceritanya lengkap, ada hangatnya cinta keluarga, konflik, politik, investigasi, fantasi, dan cinta. 

Semoga novel ini segera ada di rak bukumu dan kalian menikmati membacanya. 


Selamat membaca Saranghae, Nunna.

Sunday, July 13, 2025

Jerat Love Hate Relationship dari Kakak Psikopat


The Jolly Psychopath | Ki Yoonseol | @penerbitbaca | Cetakan Pertama, Juli 2024 | 292 halaman 

Setelah bersusah-susah agar diadopsi, ternyata kakak angkatku seorang psikopat!


Bayangkan seorang anak remaja berusia 15 tahh  yang ditinggal ibunya dengan sengaja di panti asuhan. Ia sudah di titik hopeless bisa diadopsi oleh keluarga baru. Betapa bahagianya Yongin ketika ada keluarga yang mau mengadopsi anak seusianya. Tapi kebahagiaannya seketika sirna ketika ia mendapati fakta kakak angkatnya seorang psikopat. Bukan sembarang psikopat, tapi Dongju, kakak angkat Yongin dicurigai telah mencoba membunuh dokter psikiaternya. Yang kejadian itu ditutupi keluarganya.

Bagaimana nasib Yongin kemudian? Apakah Yongin jadi korban selanjutnya? Apakah Yongin memutuskan untuk kabur dari rumah itu atau bertahan?

Novel karya Ki Yoonseol ini jujur bagi saya menawarkan kisah thriller yang berbeda. Tidak hanya memberikan sensasi teror psikologi, ketegangan saat Yongin dalang pembunuhan sebenarnya di desanya yang membuat Dongju mendekam di penjara, namun juga ada slice of life kehidupan di sebuah desa yang memiliki kompleksitas kisah warganya.

Highlight menarik dari novel ini ada di relasi sibling antara Yongin dan Dongju. Di luar hubungan Dongju bermula dari rasa takut Yongin ditindas oleh Dongju, tapi di situasi yang kompleks, mereka pada akhirnya menurut saya memiliki love hate relationship. Ketulusan rasa sayang dan ingin melindungi sebagai anggota keluarga mengalahkan ketakutan Yongin.

Ending yang tidak terduga, plot yang mengejutkan ketika dalang pembunuhan di desa tempat mereka tinggal terbongkar, dan keputusan besar yang diambil Yongin membuat novel The Jolly Psychopath ini seru dibaca bahkan sejak pembuka cerita.

Jika kamu suka novel cerita thriller psikologi. Novel ini cocok buat kamu. Tidak bisa dibaca dalam sekali duduk sih emang, karena kamu pasti akan diajak berpikir sejenak. Tapi novel ini masih bisa dinikmati dan dibaca. Namuuuun sssttt hati hati ya, jangan sampai kamu ter-trigger yak. 🫣

Selamat membaca 💜